MODELS OF DECISSION MAKING and CHOICE
A. Decision Making (Pengambilan Keputusan)
1. Tujuan Pengambilan Keputusan
a. Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain).
b. Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif.
2. Unsur-unsur pengambilan keputusan menurut Soenhadji yaitu; Intuisi, Pengalaman, Fakta, Wewenang, Rasional.
3. Faktor-faktor dalam pengambilan keputusan, Jhon D. Miller menjelaskan faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan yaitu; Pria dan Wanita, Peranan Pengambilan Keputusan, Keterbatasan kemampuan.
4. Proses Pengambilan Keputusan,
Proses pengambilan keputusan dapat kita bahas dari beberapa tokoh diantaranya:
a. Soenhadji menjabarkan proses pengambian keputusan yakni; Tahap Penemuan Masalah, Tahap Pemecahan Masalah (state of nature), Tahap Pengambilan Keputusan (payoff).
b. menurut Herbert A. Simon terdapat tiga fase yaitu; fase Intelegensia, fase Desain, fase Pemilihan (selection).
c. menurut Richard I. Levin terdapat 6 (enam) tahap yakni: Tahap observasi, Tahap analisis dan pengenalan Masalah, Pengembangan Model, Memilih data masukan yang sesuai, Perumusan dan pengetesan, Pemecahan.
d. menurut sir Francis Bacon merumusakan/mendefinisikan masalah;pengumpulan informasi yang relevan, mencari alternatif tindakan, analisis alternatif, memilih alternatif terbaik, melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil.
5. Model Pengambilan Keputusan, Soenhadji menjelaskan beberapa model pengambilan keputusan diantaranya; Model Kuantitatif, Model Kualitatif (Model Probabilitas, Konsep Nilai harapan, Model Matriks, Model Pohon Keputusan (Decision tree Model), Model Kurva Indiferen (kurva tak acuh), Model Simulasi Komputer;(model matematika, simulasi, permainan operasional, model verbal, model
fisik)
B. Making Choice (Membuat Pilihan)
C. Decission Making (Pengambilan keputusan) dan Choice (pilihan) dalam Politik
Model-model dalam pengambilan keputusan dapat dibahas dan dikaji lebih dalam dengan menggunakan teori kognitif dan hal tersebut dapat kita hubungkan dengan psikologi politik khusunya perilaku politik. Sastroatmodjo (1995) menjabarkan bahwa dalam lingkup aktifitas politik akan disinggung berbagai macam kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan serta pelaksanaannya. Proses penentuan tersebut akan melalui proses seleksi dari berbagai alternatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam aktifitas politik perlu kita pahami apa saja model dan bagaimana proses pengambilan keputusan dan pilihan yang tepat dalam penentuan keputusan tersebut. Adapun penjabaran mengenai model-model pengambilan keputusan dan pilihan sebagai berikut.
Robbins (1999) menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan rasional. Proses pengambilan keputusan rasional merupakan pengambil keputusan dengan mengoptimalkan proses dan hasil dalam membuat keputusan. Adapun model-model yang dapat diikuti dalam proses penentuan pilihan tersebut yakni:
1. Mendefenisikan masalah, dalam penentuan keputusan seorang pengambil keputusan sebaiknya lebih dahulu mereka memahami apa masalah yang dihadapi. Suatu masalah akan muncul jika terdapat ketidaksesuaian antara kenyataan dengan keadaan yang diinginkan. Ketepatan dalam mengambil keputusan tergantung pada bagaimana dia menilai masalah atau mendefenisikan masalah.
2. Mengidetifikasi kriteria keputusan, merupakan langkah dimana seorang pengambil keputusan sebaiknya menentukan hal-hal yang relevan dalam keputusan tersebut. Hal-hal yang relevan tersebut berupa kepentingan, nilai-nilai, dan preferensi pribadi.
3. Menimbang kriteria, yaitu langkah dimana pengambil keputusan memberikan prioritas yang tepat pada setiap kriteria yang telah dididentifikasi.
4. Menghasilkan alternatif, merupakan proses dimana pengambil keputusan membuat daftar alternatif dalam pemecahan masalah tanpa melakukan penilaian terhadap alternatif tersebut.
5. Menilai semua alternatif pada masing-masing kriteria, pada tahap ini pengambil keputusan secara kritis menganalisis dan mengeevaluasi setiap alternatif yang telah didaftar. Proses ini mendorong individu untuk melihat kelebihan dan kelemahan, setelah itu hal tersebut akan dibandingkan dengan criteria yang digunakan.
6. Menghitung keputusan optimal, yakni proses pengambilan keputusan yang dimana dilakukan evaluasi terhadap masing-masing alternatif terhadap kriteria yang telah ditentukan dan akhirnya memilih alternatif dengan total skor tertinggi.
Pengambilan keputusan yang sering dilakukan baik itu di lingkungan aktivitas politik maupun lingkungan secara umum sebaiknya mengandung beberapa hal diantaranya:
1. Rasionalitas terbatas, yaitu proses pengambilan keputusan penyederhanaan masalah. Hal tersebut terjadi karena seperti yang kita ketahui kapasitas pikiran manusia dalam memformulasikan dan memecahkan masalah yang kompleks jauh dibawa prasyarat model rasionalitas. Fakta tersebut menunjukkan bahwa seseorang cenderung membangun model sederhana dan hanya mencari segi penting dari sebuah masalah.
2. Intuisi, pengambilan keputusan intuitif merupakan proses pengambilan keputusan secara bawah sadar yang tercipta dari pengalaman. Pengambilan keputusan dengan model ini tidah harus melakukan analisis rasional secara independen, tetapi merupakan dua hal yang saling melengkapi. Pengalaman yang dimasudkan disini yaitu, pengambil keputusan telah mengenali situasi dan menggunakan informasi yang terkait dengan situasi tersebut, hingga sampai pada suatu keputusan yang cepat.
3. Identifikasi masalah, proses pengambilan keputusan model ini menunjukkan bahwa seseorang cenderung menyeleksi masalah yang terlihat lebih jelas dibandingkan dengan masalah yang sebenarnya penting. Masalah yang terlihat cenderung lebih menarik perhatian dibandingkan dengan masaah-masalah yang kurang terlihat. Hal tersebut dapat kita buktikan dengan kecenderungan para politikus mengomentari masalah korupsi dibandingkan dengan masalah buta huruf yang kurang terlihat. Kecenderungan tersebut juga dipengaruhi oleh keinginan para pengambil keputusan untuk terlihat kompeten.
4. Pengembangan alternatif, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang cenderung tidak memperluas alernatif-alernatif masalah pada wilayah yang rumit dan tidak dikenali. Fakta tersebut menjelaskan bahwa pengambilan keputusan lebih bersifat inkremental dibandingkan dengan kompherensif artinya seseorang jarang membuat defenisi dan alternatif baru dan unik sebaliknya mereka hanya melakukan perbandingan dengan keputusan sebelumnya secara berturut-turut.
MAKING CHOICES
Para pengambil keputusan biasanya menghindari informasi yang terlalu banyak, yakni dengan melakukan heuristik atau jalan pintas penilaian. Heuristik dapat kita kenali dengan 2 kategori umum, diantaranya:
1. Heuristik ketersediaan (Availability Heuristic), di mana kecenderungan orang untuk mendasarkan penilaian mereka pada informasi yang sudah tersedia untuk mereka, terutama informasi yang terakhir terjadi.
2. Heuristik keterwakilan (Representative Heuristic), merupakan kecenderungan menilai suatu kejadian dengan mencocokkannya pada kejadian yang sebelumnya ada.
Selain kedua hal tersebut bias yang kadang terjadi, yaitu:
Peningkatan komitmen (Escalation of Commitment), merupakan komitmen yang meningkat terhadap keputusan sebelumnya meskipun terdapat informasi yang negative pada keputusan tersebut.
PERBEDAAN INDIVIDU
Karakter kepribadian dan individu dimasukkan dalam keputusan-keputusan yang kita buat. Dua contoh individu yang sangat berbeda ini relevan dengan pengambilan keputusan dalam organisasi, gaya penganbilan keputusan dan tingkat pengembangan moral.
1. Gaya Pengambilan Keputusan. Model ini mengidentifikasi empat perbedaan pendekatan individu dalam pengambilan keputusan. Empat gaya pengambilan keputusan ini adalah Perintah, Analitis, Konseptual, dan Perilaku.
2. Tingakat Pengembangan Moral. Pengembangan Moral relevan karena banyak keputusan yang memilkiki dimensi etis. Sebuah pemahaman akan konsep ini dapat mebantu melihat bagaimana orang yang berbeda memiliki standar etika yang berbeda dalam keputusan mereka. Tingakatan tersebut adalah Prekonvensional, Konvensional dan Prinsipal.
NJ casino opening | 7 things to know about the casino
BalasHapusThe casino is 강원도 출장샵 one of the older casinos 보령 출장안마 in New Jersey and offers 포천 출장샵 an 삼척 출장안마 array of slot machines 남양주 출장안마 and table games at its location in the state.