Masih dalam tahap belajar main blog nich, jadi tampilannya masih seadanya. Postingannya juga masih dalam tahap pencarian. Maksudnya, masih nunggu saran dari teman-teman yang baik hati dan suka menabung. Hidupkan blog ini dengan berkunjung dan memberikan masukan. Nah, pada postngan kali ini, yang dibahas adalah Modifikasi Perilaku.Okey...!
Hukuman positif (positive punishment), peristiwa aversif diterapkan bergantung pada terjadinya perilaku bermasalah, dan hasilnya diharapkan mengalami penurunan di masa depan. Suatu perilaku bermasalah dapat menurun dari penerapan kegiatan aversif.
Aversif menurut bahasa adalah suatu perilaku atau aktifitas yang tidak penyenangkan. Lebih detailnya aversif sendiri adalah perilaku probabilitas yang rendah, biasanya orang tidak akan memilih untuk terlibat kedalam bentuk hukuman positif (positive punishment) didasarkan pada Premack principle, yang menyatakan bahwa ketika persyaratan untuk terlibat dalam perilaku probabilitas rendah (kegiatan aversif) dikondisikan pada terjadinya perilaku probabilitas tinggi (perilaku bermasalah), perilaku probabilitas tinggi akan menurun di masa depan (Miltenberger & Fuqua, 1981).
Contoh Bentuk Perilaku Aversif
Alisa sedang marah pada ayahnya karena ayahnya tidak jadi mengajaknya ke taman. Kemudian Alisa mengambil crayon dan dan mulai mencoret-coret tembok dapur. Ketika dia mencoret dengan menggambar sebuah lingkaran yang cukup besar ayahnya memergokinya kemudian dengan tegas ayahnya berkata bahwa dia tak boleh melakukan hal itu. Kemudian ayahnya mengambil detergen dan kain perca dan menyuruh Alisa untuk membersihkan tembok. ayahnya hanya berdiri dan melihat Alisa membersihkan tembok tanpa banyak bicara.
Setiap kali Alisa mengeluh ayahnya tidak menghiraukannya, dan apabila Alisa berhenti membersihkan tembok ayahnya menggunakan physical prompted (bimbingan fisik ; menggerakkan tangannya) agar dia tetap melanjutkan membersihkan tembok sampai bersih. Sekali Alisa sudah selesai membersihkan crayon di tembok, ayahnya membawanya ke tembok lainnya untuk dibersihkan.
Ayahnya tetap diam dan tidak memberikan perhatian jika Alisa mengeluh, dia hanya memberikan physical prompted (bimbingan fisik ; menggerakkan tangannya) apabila Alisa berhenti membersihkan. Setelah selesai 15 menit dia menyuruh Alisa untuk berhenti dan memperbolehkannya bermain kembali. Setelah kejadian itu Alisa tidak mengulangi perbuatannya lagi untuk mencoret coret tembok.
Walaupun aversive stimulus adalah sebuah event lingkungan yang dapat menjadi Punisher (hukuman), sebuah aktivitas aversif dapat menjadi Punisher perilaku lain. Seseorang akan mencoba untuk menghindari atau melarikan diri dari suatu aktivitas aversif. Akibatnya terapis sering kali harus menggunakan bimbingan fisik (physical guidance) untuk menggerakkan klien dalam aktivitas aversif bagi perilaku bermasalah.
Ketika menerapkan suatu kegiatan aversif sebagai Punisher positif, terapis memerintahkan klien untuk terlibat dalam aktivitas eversif pada perilaku bermasalah. Jika klien tidak terlibat dalam kegiatan yang diperintahkan, terapis kemudian menggunakan bimbingan fisik (physical guidance) untuk membuat klien terlibat dalam perilaku aversif. Akhirnya, klien harus terlibat dalam kegiatan atas perintah untuk menghindari bimbingan fisik (physical guidance) yang sebelumnya mengikuti perintah.
Berbagai jenis prosedur hukuman positif menggunakan berbagai jenis kegiatan aversif sebagai berikut:
1. Overcorrection
2. Positive Practice
3. Restitution
4. Contingent Excersice
5. Guided Compliance
6. Physical Restraint (Pengekangan Fisik)
Metode ini adalah metode opsi terakhir digunakan setelah metode modifikasi perilaku yang lain tidak efektif digunakan. Untuk lebih lengkapnya silahkan
Download disini..!!!
(Wk).
Nah itu tadi postingan sederhana, komentar dari teman-teman ditunggu ya..!
Sumber: Psikologi Zone.com
Hukuman positif (positive punishment), peristiwa aversif diterapkan bergantung pada terjadinya perilaku bermasalah, dan hasilnya diharapkan mengalami penurunan di masa depan. Suatu perilaku bermasalah dapat menurun dari penerapan kegiatan aversif.
Aversif menurut bahasa adalah suatu perilaku atau aktifitas yang tidak penyenangkan. Lebih detailnya aversif sendiri adalah perilaku probabilitas yang rendah, biasanya orang tidak akan memilih untuk terlibat kedalam bentuk hukuman positif (positive punishment) didasarkan pada Premack principle, yang menyatakan bahwa ketika persyaratan untuk terlibat dalam perilaku probabilitas rendah (kegiatan aversif) dikondisikan pada terjadinya perilaku probabilitas tinggi (perilaku bermasalah), perilaku probabilitas tinggi akan menurun di masa depan (Miltenberger & Fuqua, 1981).
Contoh Bentuk Perilaku Aversif
Alisa sedang marah pada ayahnya karena ayahnya tidak jadi mengajaknya ke taman. Kemudian Alisa mengambil crayon dan dan mulai mencoret-coret tembok dapur. Ketika dia mencoret dengan menggambar sebuah lingkaran yang cukup besar ayahnya memergokinya kemudian dengan tegas ayahnya berkata bahwa dia tak boleh melakukan hal itu. Kemudian ayahnya mengambil detergen dan kain perca dan menyuruh Alisa untuk membersihkan tembok. ayahnya hanya berdiri dan melihat Alisa membersihkan tembok tanpa banyak bicara.
Setiap kali Alisa mengeluh ayahnya tidak menghiraukannya, dan apabila Alisa berhenti membersihkan tembok ayahnya menggunakan physical prompted (bimbingan fisik ; menggerakkan tangannya) agar dia tetap melanjutkan membersihkan tembok sampai bersih. Sekali Alisa sudah selesai membersihkan crayon di tembok, ayahnya membawanya ke tembok lainnya untuk dibersihkan.
Ayahnya tetap diam dan tidak memberikan perhatian jika Alisa mengeluh, dia hanya memberikan physical prompted (bimbingan fisik ; menggerakkan tangannya) apabila Alisa berhenti membersihkan. Setelah selesai 15 menit dia menyuruh Alisa untuk berhenti dan memperbolehkannya bermain kembali. Setelah kejadian itu Alisa tidak mengulangi perbuatannya lagi untuk mencoret coret tembok.
Walaupun aversive stimulus adalah sebuah event lingkungan yang dapat menjadi Punisher (hukuman), sebuah aktivitas aversif dapat menjadi Punisher perilaku lain. Seseorang akan mencoba untuk menghindari atau melarikan diri dari suatu aktivitas aversif. Akibatnya terapis sering kali harus menggunakan bimbingan fisik (physical guidance) untuk menggerakkan klien dalam aktivitas aversif bagi perilaku bermasalah.
Ketika menerapkan suatu kegiatan aversif sebagai Punisher positif, terapis memerintahkan klien untuk terlibat dalam aktivitas eversif pada perilaku bermasalah. Jika klien tidak terlibat dalam kegiatan yang diperintahkan, terapis kemudian menggunakan bimbingan fisik (physical guidance) untuk membuat klien terlibat dalam perilaku aversif. Akhirnya, klien harus terlibat dalam kegiatan atas perintah untuk menghindari bimbingan fisik (physical guidance) yang sebelumnya mengikuti perintah.
Berbagai jenis prosedur hukuman positif menggunakan berbagai jenis kegiatan aversif sebagai berikut:
1. Overcorrection
2. Positive Practice
3. Restitution
4. Contingent Excersice
5. Guided Compliance
6. Physical Restraint (Pengekangan Fisik)
Metode ini adalah metode opsi terakhir digunakan setelah metode modifikasi perilaku yang lain tidak efektif digunakan. Untuk lebih lengkapnya silahkan
Download disini..!!!
(Wk).
Nah itu tadi postingan sederhana, komentar dari teman-teman ditunggu ya..!
Sumber: Psikologi Zone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda untuk Bla bla bla kami